TechNinja — a UX Case Study

Muhammad Faris
5 min readOct 24, 2021

Di artikel UX Case Study pertama kali ini saya mengangkat aplikasi TechNinja. Sebelumnya, apa itu TechNinja?

TechNinja adalah perusahaan yang bergerak di bidang edutech sedang melakukan perombakan besar-besaran pada platform edukasinya yang meliputi tampilan dan struktur sistem. Perusahaan ini merupakan pemilik platform edukasi yang memberikan berbagai macam kursus online untuk menyiapkan talenta-talenta digital di Indonesia dengan menyediakan kursus di bidang Programming, Digital Marketing, UI/UX Design, Product Management, dan masih banyak lagi.

The Brief

Permasalahan

Di dalam UX Case Study ini, TechNinja memberitahu saya bahwa perusahaannya mengalami penurunan revenue sejak 1 tahun lalu dan tim riset telah melakukan riset kecil dimana hasilnya sebagai berikut.

  • User tidak senang dengan tampilan
  • Platformnya rumit untuk digunakan
  • Loading yang sangat lama
  • Susah mencari motivasi untuk belajar

Dengan hasil riset ini, TechNinja ingin merombak total platformnya dengan tujuan untuk lebih menjadi user friendly dengan tampilan yang menarik dan dapat meningkatkan motivasi belajar ketika menggunakan platformnya.

Target Pengguna

  • Umur : 18–55 tahun
  • Profesi : Karyawan/karyawati
  • Bahasa : Indonesia
  • Level ekonomi : Menengah ke atas

Platform

Mobile Application

Cakupan Proses Bisnis

  • Pendaftaran Akun
  • Login
  • Home
  • Detail Kursus
  • Transaksi Pembelian
  • Proses Pembelajaran

Let’s get started

Photo by Braden Collum on Unsplash

Research

Sejak era pandemi, kegiatan pembelajaran dialihkan secara daring. Otomatis, penggunaan aplikasi belajar online pun meningkat. Sebenarnya, sebelum pandemi sudah banyak aplikasi belajar online yang diluncurkan. Jadi di sini saya memulai research dengan menganalisis aplikasi-aplikasi kompetitor. Mulai dari segi UI, UX dan fitur-fiturnya.

Define

User Persona

Berdasarkan target pengguna dari TechNinja, didapatkan satu persona yang mewakili pengguna dari TechNinja.

Pain Points

Setelah melakukan Research di tahap sebelumnya dengan menganalisis kompetitor dan dari brief yang diberikan, saya mendapatkan beberapa Pain Points yang dirasakan oleh pengguna. Pain Points tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Interface aplikasi kurang menarik, sehingga pengguna kurang menikmati saat menggunakan aplikasi.
  2. Tidak bisa memilih resolusi video ketika menonton, jadi kuota cepat termakan habis.
  3. Flownya masih rumit dan menyulitkan pengguna.
  4. Tidak ada fitur summary untuk setiap materinya dan tidak ada fitur untuk membuat catatan.
  5. Kursus yang sedang dipelajari tidak dimunculkan di halaman depan, sehingga tidak dapat langsung melanjutkan belajar.

How-Might We

Setelah beberapa Pain Points didapatkan, saya membuat How-Might We atau tujuan dari desain aplikasi ini, yaitu

Memaksimalkan kenyamanan dan fasilitas saat belajar course dari berbagai perangkat dan jaringan.

Photo by engin akyurt on Unsplash

Ideate

Solution Idea

Setelah goal atau tujuan dari desain aplikasi telah ditetapkan di tahap sebelumnya, saya memulai untuk melakukan Ideate solusi-solusi yang akan saya jalankan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tadi.

Affinity Diagram

Dari beberapa ide yang terkumpul, ide-ide tersebut saya kelompokkan berdasarkan kategorinya menggunakan Affinity Diagram.

Affinity Diagram

Prioritizing Idea

Tidak semua ide yang terkumpul akan dibuat pada design pertama. Jadi, ide-ide yang didapat sebelumnya diprioritaskan berdasarkan kebutuhan dari 3 aspek, yaitu pengguna, teknologi dan bisnis. Di tengah dari ketiga aspek tersebut dinamakan sweet spot. Ide yang ada di sweet spot ini adalah ide-ide yang sudah sesuai sama kebutuhan pengguna, teknologi dan bisnis. Jadi, tidak berpatokan sama salah satu aspek saja.

Sweet Spot, Source : https://twitter.com/fraviato

Nah, setelah diprioritasin mana ide-ide yang akan dibuat di tahap pertama desain, saya mendapatkan beberapa ide sebagai berikut :

Ide-ide yang akan dibuat di tahap pertama desain

User Flow

Sebelum masuk ke tahap desain, diperlukan User Flow. User Flow ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh user untuk menyelesaikan sebuah task. User Flow dibuat sesuai dengan alur bisnis perusahaan. Jadi pembuatan user flow juga harus mempelajari alur bisnis yang ada diperusahaan.

Saya membuat user flow sesuai dengan cakupan bisnis yang ada di brief. Ditambah juga, beberapa user flow dari fitur-fitur lain yang akan dibuat.

User Flow

Prototype

Wireframe

Dari user flow yang sudah dibuat, masuk ke tahap pembuatan wireframe atau low-fidelity mockup. Di wireframe ini tujuannya untuk mempercepat proses layouting dan membuat kasaran desain.

Wireframe screen Detail Kursus

User Interface Design

Setelah membuat wireframe atau low fidelity mockup, saatnya masuk ke tahap desain high fidelity mockup. Sesuai namanya, high fidelity mockup adalah versi final dari wireframe. Jadi wireframe yang merupakan desain “kasar”, high fidelity mockup adalah desain “jadi”nya.

Desain User Interface

Prototype

Desain yang sudah dibuat tadi, dibuatkan prototypenya agar menjadi interaktif dan dapat dicoba oleh user. Di prototype ini, desain dapat di klik untuk menuju ke halaman lain sesuai dengan user flow.

Prototype

Testing

User Research

Di tahap terakhir dari proses desain ini, yaitu testing, saya melakukan dua hal. Yang pertama, user research. Karena di tahap pertama saya tidak melakukan user research, jadi saya melakukannya di tahap testing. Saya menanyakan beberapa pertanyaan terkait user saat belajar online. Hasil dari user research yang saya lakukan akan dijadikan data untuk proses iterasi nantinya.

Usability Testing

Selanjutnya, saya melakukan usability testing. Prototype yang sudah dibuat tadi, saya uji kepada user untuk mengukur tingkat keguanaan dari desain. Usability Metric yang saya gunakan di sini adalah Single Ease Question (SEQ). Dari tahap ini saya mendapatkan nilai 6 dari 7 dan mendapatkan beberapa feedback dari pengguna.

Proses User Research
Proses Usability Testing

Kesimpulan

Salah satu poin permasalahan yang dimiliki oleh TechNinja adalah desain yang kurang menarik dan aplikasi yang ribet. Jadi pembuatan desain dibuat semenarik mungkin dan flow dibuat sesimpel mungkin agar sesuai dengan kebutuhan pengguna dan untuk menarik pengguna juga agar nyaman menggunakan aplikasi ini.

Closing

Baik solusi, desain maupun tulisan yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna. Jadi, feel free untuk memberikan saran dan kritik agar saya dapat meningkatkannya di tulisan berikutnya. Thank you for reading!

Photo by Caleb Chen on Unsplash

Jangan lupa untuk cek juga akun dribbble saya di sini :D

--

--